Penjabat Bupati Sidrap, H. Basra, menghadiri Reuni Akbar Alumni SMAN 467 yang kini bernama SMAN 2 Sidrap, Sabtu (6/7/2024) di Gedung Alumni 467.
Acara dirangkaikan dengan peresmian gedung yang terletak di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Rijang Pittu, Kecamatan Maritengngae tersebut.
Reuni ini dihadiri berbagai tokoh penting alumni SMAN 467. Di antaranya Pj. Wali Kota Parepare, Akbar Ali, Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejati Sulsel, Soetarmi, dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sidrap, Muhammad Iqbal.
Tampak pula Sekretaris DPRD Sidrap, Andi Faisal Burhanuddin, Kadis Perhubungan Sidrap, Andi Bahari Parawansa Bahari, dan Kadis PSDA Sidrap, Andi Safari Renata.
Hadir pula Ketua Pengurus IKA 467, Dr. Rasidin Calundu, dan Kepala SMAN 2 Sidrap, Siswadi.
Saat memberi sambutan, Basra menyampaikan reuni ini bukan hanya untuk nostalgia, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi dan membangun jaringan alumni yang kuat.
Ia kemudian mengapresiasi pembangunan Gedung Alumni 467 yang merupakan simbol kebersamaan dan semangat gotong royong alumni.
“Harapan kita gedung ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan positif dan konstruktif,” kata Basra.
Basra juga bangga karena SMAN 467 atau SMAN 2 Sidrap telah melahirkan banyak alumni yang sukses dan berprestasi.
“Semoga sekolah ini semakin maju dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan bangsa.
Sementara Ketua Pengurus IKA 467, Rasidin Calundu, mengajak para alumni untuk berkontribusi bagi bangsa dan masyarakat, salah satunya dengan membantu sekolah almamater.
“Kita petik hikmah reuni kali ini, hendaknya jangan dipergunakan sebagai pelepas rindu semata. Namun lebih dari itu, mari kita bersama sama memikirkan, sumbangan apa yang bisa kita berikan pada bangsa dan masyarakat ini,” tutur Rasidin.
“Tentu salah satunya adalah pemikiran untuk ikut serta memberikan bantuan di sekolah yang kita cintai ini,” imbuhnya.
Rasidin juga mengajak rekan-rekannya mengenang momen-momen kebersamaan saat bersekolah di SMAN 467.
“Bagaimana saat ada pengumuman bahwa kita diterima, juga ketika belajar tiba tiba datang banjir, terpaksa kita gulung celana dan buka sepatu,” kenangnya.