Pinrang 13 News : Terkait keluhan dari masyarakat kabupaten Pinrang mengenai pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang (RSUL) Pinrang, baik melalui media sosial maupun disampaikan langsung ke Anggota DPRD. Ditanggapi Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang instansi terkait, Rabu, 19 Juni 2024, bertempat di ruang rapat Komisi IV.
Menurut Ketua Komisi IV, H. Mashur Ali, RDP ini digelar untuk membahas masalah peningkatan pembangunan rumah sakit dan puskesmas, khususnya RSUL Pinrang. Rumah Sakit ini sangat penting bagi masyarakat, mengingat saat ini banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUL Pinrang, khususnya mengenai sarana dan prasarananya. Sehingga hal ini perlu dibicarakan bersama, bagaimana rumah sakit kita ini ke depannya.
Sedangkan menurut Direktur RSUL Pinrang, dr.Moh.Inwan Ahsan, “mengenai masalah pelayanan di RSUL Pinrang, kami telah berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Dari segi sarana dan prasarana, tidak bisa dipungkiri memang kita sudah jauh tertinggal. Dari struktur bangunan, bangunan RSUL Pinrang sudah berumur lebih dari 20 tahun. Jadi, ada beberapa bangunan yang sudah aus, sehingga memang perlu dilakukan renovasi total.
Pada tahun 2020 lalu, kata Moh.Inwan, kami sudah membuat master plan untuk pembangunan RSUL Pinrang, nilainya sebesar 250 milliar. Kami sudah beberapa kali pergi di Kementerian Kesehatan di Jakarta sejak tahun 2021 untuk meminta bantuan dana. Namun sampai hari ini dana tersebut belum turun-turun juga. Itulah sebabnya sehingga pelayanan di RSUL Pinrang kadang terganggu. Namun kami tetap berusaha memberikan pelayanan maksimal walaupun sarana dan prasarana yang serba terbatas.
Sebenarnya, dari 250 milliar yang kami usulkan pada pemerintah pusat, kita telah dijanji diberikan dana tersebut di tahun 2025 mendatang, namun jumlahnya hanya sektar 50 milliar”, terang dr. Moh. Inwan.
Sementara itu, menurut Anggota Komisi IV yang juga Ketua Fraksi Nasdem, Kamaruddin, kondisi RSUL Pinrang saat ini sudah tidak layak untuk jangka panjangnya. RSUL Pinrang ini sudah harus dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak. Jadi, pemerintah daerah dalam hal ini Bappeda sudah harus merencanakan pembelian lahan untuk RSUL Pinrang dengan luas lahan minimal 10 hektar.
Hal sama juga diungkapkan Abdul Halim, salah satu Anggota Komisi IV menurutnya, rencana pemindahan lokasi RSUL Lasinrang ini harus juga diminta kepada calon bupati saat ini untuk memasukkan dalam visi misinya. Sehingga, jika mereka terpilih nantinya hal ini bisa direalisasikan.
Sebelum menutup rapat, Ketua Komisi IV, H.Mashur Ali mengungkapkan, “kesimpulan dari RDP ini, Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang merekomendasikan supaya RSUL Pinrang dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak karena lokasi RSUL saat ini sudah sempit dan tidak layak untuk jangka pangjangnya”, ungkap legislator Partai PDI P tersebut.
RDP tersebut dipimpin Ketua Komisi IV, Drs. H. Mashur Ali didampingi Anggota Komisi IV lainnya yakni, Kamaruddin, SH.,MH, Andi Febri, BC.Ku, Sibar, S. Pd, dan H. Abdul Halim. Turut dihadiri, Kadis Kesehatan Pinrang, drg. Dyah Puspita Dewi, M.Kes, Direktur RSUL Pinrang, dr. Moh. Inwan Ahsan, Bappelitbanda dan Pemerintah Kecamatan Watang Sawitto.(*)
Komisi IV DPRD Pinrang Rekomendasikan RSUL Dipindahkan Ke Lokasi Yang Lebih Layak
Pinrang 13 News : Terkait keluhan dari masyarakat kabupaten Pinrang mengenai pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang (RSUL) Pinrang, baik melalui media sosial maupun disampaikan langsung ke Anggota DPRD. Ditanggapi Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang instansi terkait, Rabu, 19 Juni 2024, bertempat di ruang rapat Komisi IV.
Menurut Ketua Komisi IV, H. Mashur Ali, RDP ini digelar untuk membahas masalah peningkatan pembangunan rumah sakit dan puskesmas, khususnya RSUL Pinrang. Rumah Sakit ini sangat penting bagi masyarakat, mengingat saat ini banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUL Pinrang, khususnya mengenai sarana dan prasarananya. Sehingga hal ini perlu dibicarakan bersama, bagaimana rumah sakit kita ini ke depannya.
Sedangkan menurut Direktur RSUL Pinrang, dr.Moh.Inwan Ahsan, “mengenai masalah pelayanan di RSUL Pinrang, kami telah berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Dari segi sarana dan prasarana, tidak bisa dipungkiri memang kita sudah jauh tertinggal. Dari struktur bangunan, bangunan RSUL Pinrang sudah berumur lebih dari 20 tahun. Jadi, ada beberapa bangunan yang sudah aus, sehingga memang perlu dilakukan renovasi total.
Pada tahun 2020 lalu, kata Moh.Inwan, kami sudah membuat master plan untuk pembangunan RSUL Pinrang, nilainya sebesar 250 milliar. Kami sudah beberapa kali pergi di Kementerian Kesehatan di Jakarta sejak tahun 2021 untuk meminta bantuan dana. Namun sampai hari ini dana tersebut belum turun-turun juga. Itulah sebabnya sehingga pelayanan di RSUL Pinrang kadang terganggu. Namun kami tetap berusaha memberikan pelayanan maksimal walaupun sarana dan prasarana yang serba terbatas.
Sebenarnya, dari 250 milliar yang kami usulkan pada pemerintah pusat, kita telah dijanji diberikan dana tersebut di tahun 2025 mendatang, namun jumlahnya hanya sektar 50 milliar”, terang dr. Moh. Inwan.
Sementara itu, menurut Anggota Komisi IV yang juga Ketua Fraksi Nasdem, Kamaruddin, kondisi RSUL Pinrang saat ini sudah tidak layak untuk jangka panjangnya. RSUL Pinrang ini sudah harus dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak. Jadi, pemerintah daerah dalam hal ini Bappeda sudah harus merencanakan pembelian lahan untuk RSUL Pinrang dengan luas lahan minimal 10 hektar.
Hal sama juga diungkapkan Abdul Halim, salah satu Anggota Komisi IV menurutnya, rencana pemindahan lokasi RSUL Lasinrang ini harus juga diminta kepada calon bupati saat ini untuk memasukkan dalam visi misinya. Sehingga, jika mereka terpilih nantinya hal ini bisa direalisasikan.
Sebelum menutup rapat, Ketua Komisi IV, H.Mashur Ali mengungkapkan, “kesimpulan dari RDP ini, Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang merekomendasikan supaya RSUL Pinrang dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak karena lokasi RSUL saat ini sudah sempit dan tidak layak untuk jangka pangjangnya”, ungkap legislator Partai PDI P tersebut.
RDP tersebut dipimpin Ketua Komisi IV, Drs. H. Mashur Ali didampingi Anggota Komisi IV lainnya yakni, Kamaruddin, SH.,MH, Andi Febri, BC.Ku, Sibar, S. Pd, dan H. Abdul Halim. Turut dihadiri, Kadis Kesehatan Pinrang, drg. Dyah Puspita Dewi, M.Kes, Direktur RSUL Pinrang, dr. Moh. Inwan Ahsan, Bappelitbanda dan Pemerintah Kecamatan Watang Sawitto.(*)
Pinrang 13 News : Terkait keluhan dari masyarakat kabupaten Pinrang mengenai pelayanan Rumah Sakit Umum Lasinrang (RSUL) Pinrang, baik melalui media sosial maupun disampaikan langsung ke Anggota DPRD. Ditanggapi Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang instansi terkait, Rabu, 19 Juni 2024, bertempat di ruang rapat Komisi IV.
Menurut Ketua Komisi IV, H. Mashur Ali, RDP ini digelar untuk membahas masalah peningkatan pembangunan rumah sakit dan puskesmas, khususnya RSUL Pinrang. Rumah Sakit ini sangat penting bagi masyarakat, mengingat saat ini banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUL Pinrang, khususnya mengenai sarana dan prasarananya. Sehingga hal ini perlu dibicarakan bersama, bagaimana rumah sakit kita ini ke depannya.
Sedangkan menurut Direktur RSUL Pinrang, dr.Moh.Inwan Ahsan, “mengenai masalah pelayanan di RSUL Pinrang, kami telah berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Dari segi sarana dan prasarana, tidak bisa dipungkiri memang kita sudah jauh tertinggal. Dari struktur bangunan, bangunan RSUL Pinrang sudah berumur lebih dari 20 tahun. Jadi, ada beberapa bangunan yang sudah aus, sehingga memang perlu dilakukan renovasi total.
Pada tahun 2020 lalu, kata Moh.Inwan, kami sudah membuat master plan untuk pembangunan RSUL Pinrang, nilainya sebesar 250 milliar. Kami sudah beberapa kali pergi di Kementerian Kesehatan di Jakarta sejak tahun 2021 untuk meminta bantuan dana. Namun sampai hari ini dana tersebut belum turun-turun juga. Itulah sebabnya sehingga pelayanan di RSUL Pinrang kadang terganggu. Namun kami tetap berusaha memberikan pelayanan maksimal walaupun sarana dan prasarana yang serba terbatas.
Sebenarnya, dari 250 milliar yang kami usulkan pada pemerintah pusat, kita telah dijanji diberikan dana tersebut di tahun 2025 mendatang, namun jumlahnya hanya sektar 50 milliar”, terang dr. Moh. Inwan.
Sementara itu, menurut Anggota Komisi IV yang juga Ketua Fraksi Nasdem, Kamaruddin, kondisi RSUL Pinrang saat ini sudah tidak layak untuk jangka panjangnya. RSUL Pinrang ini sudah harus dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak. Jadi, pemerintah daerah dalam hal ini Bappeda sudah harus merencanakan pembelian lahan untuk RSUL Pinrang dengan luas lahan minimal 10 hektar.
Hal sama juga diungkapkan Abdul Halim, salah satu Anggota Komisi IV menurutnya, rencana pemindahan lokasi RSUL Lasinrang ini harus juga diminta kepada calon bupati saat ini untuk memasukkan dalam visi misinya. Sehingga, jika mereka terpilih nantinya hal ini bisa direalisasikan.
Sebelum menutup rapat, Ketua Komisi IV, H.Mashur Ali mengungkapkan, “kesimpulan dari RDP ini, Komisi IV DPRD Kabupaten Pinrang merekomendasikan supaya RSUL Pinrang dicarikan lokasi lain yang lebih luas dan lebih layak karena lokasi RSUL saat ini sudah sempit dan tidak layak untuk jangka pangjangnya”, ungkap legislator Partai PDI P tersebut.
RDP tersebut dipimpin Ketua Komisi IV, Drs. H. Mashur Ali didampingi Anggota Komisi IV lainnya yakni, Kamaruddin, SH.,MH, Andi Febri, BC.Ku, Sibar, S. Pd, dan H. Abdul Halim. Turut dihadiri, Kadis Kesehatan Pinrang, drg. Dyah Puspita Dewi, M.Kes, Direktur RSUL Pinrang, dr. Moh. Inwan Ahsan, Bappelitbanda dan Pemerintah Kecamatan Watang Sawitto.(*)