Sidrap — Desa Tacimpo tak sekadar menjadi latar, Rabu malam, 16 Oktober 2024.
Di sini, impian bertemu kenyataan. Calon Bupati Sidrap, Muh Yusuf Dollah, bersama Ketua Tim Pemenangan DOATA, Saenal, S.Sos, hadir bagaikan bintang terang di langit gelap.
Mereka membawa pesan dan program unggulan yang siap menjawab kerinduan masyarakat.
“Bukan sekadar janji, ini komitmen,” kata Muh Yusuf, suaranya menggema di antara penduduk yang duduk melingkar. Program-program ini adalah harapan bagi mereka yang terpinggirkan, yang sering merasa tak terdengar.
Bayangkan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) seharga Rp 50.000,-. Satu nominal yang seolah tak ada artinya, namun di balik angka itu tersembunyi sebuah harapan.
Bagi masyarakat kurang mampu, ini adalah angin segar yang mengurangi beban finansial. “Pemerintah akan menanggungnya, jadi tak perlu khawatir,” imbuh Muh Yusuf. Senyuman mulai terlihat di wajah-wajah yang mendengar.
Lalu, bagaimana dengan listrik? Masyarakat yang hanya mampu memakai daya 450 hingga 900 KWH kini dapat menghirup nafas lega.
“Listrik gratis tanpa biaya bulanan,” kata Saenal, menekankan program yang akan mengubah gelap menjadi terang. Ini bukan sekadar akses, ini tentang hidup layak.
Saat malam kian larut, program bedah rumah menambah semangat. “1.000 rumah akan direnovasi setiap tahun,” ungkap Muh Yusuf.
Ia menggambarkan hunian layak sebagai tempat bernaung, bukan sekadar atap di atas kepala. Program ini menawarkan peluang baru untuk keluarga miskin merasakan hidup dalam kenyamanan.
Di sudut lain, perhatian Muh Yusuf tertuju pada kesehatan. “Kami akan memberikan layanan kesehatan gratis,” ujarnya.
Pengobatan, yang selama ini menjadi momok karena biayanya, kini bisa diakses tanpa beban. Layanan antar jemput orang sakit menjadi pelengkap, memastikan semua dapat meraih kesehatan tanpa hambatan.
Senyum anak-anak berbinar saat Saenal menjelaskan program seragam sekolah gratis.
“Anak-anak dari keluarga miskin juga berhak untuk sekolah dengan baik,” katanya. Dengan program ini, harapan pendidikan tanpa hambatan ekonomi kian mendekat.
Di ujung acara, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan seolah menjadi penutup yang sempurna. “Rp 5 miliar per tahun untuk setiap kecamatan,” tegas Muh Yusuf.
Jalan yang mulus adalah akses menuju kesejahteraan. “Kita tidak hanya membangun, tetapi menghubungkan,” imbuhnya.
Dan jangan lupakan kesejahteraan bagi imam, pegawai syara, dan guru mengaji. “Mereka adalah pilar moral masyarakat,” kata Saenal.
Dengan tunjangan yang dijanjikan, mereka dapat menjalankan tugas tanpa terbebani oleh masalah finansial.
Malam itu, di Tacimpo, harapan dan cita-cita saling bertautan. Muh Yusuf dan tim DOATA tidak hanya menyampaikan program, mereka menabur benih perubahan.
“Ini adalah langkah bersama menuju Sidrap yang lebih baik,” tutup Muh Yusuf.
Desa Tacimpo kembali bergetar, kali ini dengan harapan yang lebih besar. Masyarakat pun pulang dengan secercah sinar baru, mengantarkan mimpi menuju kenyataan.(*)