Merajut Silaturrahmi di Kalempang: Menyusuri Jejak Bija Toalala, Anak dari Pawelloi Cella Mata Arung Kalempang.

  • Bagikan

Kalempang, Selasa, 25 Februari 2025 – Silaturrahmi bukan sekedar tradisi, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan sejarah, identitas, dan warisan leluhur. Pada hari Selasa, 25 Februari 2025, keluarga besar Bija Toalala berkumpul di Kantor Desa Kalempang untuk meneguhkan kembali tali persaudaraan dan mengenang jejak perjalanan leluhur mereka.

Acara ini dihadiri oleh para keturunan Andi Tenri Toalala Arung Enrekan VIII, yang merupakan anak dari La Pawelloi Cella Mata Arung Kalempang, cucu dari La Tenri Peppang Datu Luwu ke 27, dan cicit dari Latemmassonge Mangkau Ri Bone ke 22.

Example 300x600

Kalempang: Jejak Sejarah dan Kebangsawanan

Kalempang bukan sekedar wilayah geografis, tetapi juga saksi perjalanan para bangsawan Bugis yang mewarisi nilai-nilai luhur kepemimpinan. La Pawelloi Cella Mata, sebagai Arung Kalempang, adalah tokoh berpengaruh yang mengemban amanah besar dalam struktur pemerintahan Bugis. Anak keturunannya, termasuk Andi Tenri Toalala, mewarisi kebijaksanaan dan kharisma kepemimpinan yang terus mengalir dalam darah keturunannya hingga kini.

Lebih dari itu, silsilah ini semakin kuat dengan garis keturunan yang tersambung hingga La Tenri Peppang Datu Luwu ke 27, serta Latemmasongeng, Mangkau Ri Bone ke 22. Keterkaitan ini mencerminkan betapa eratnya hubungan antara kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Selatan, terutama Luwu dan Bone, yang sejak lama menjalin relasi politik, budaya, dan kekerabatan.

Silaturrahmi di Kantor Desa Kalempang

Dalam suasana penuh kehangatan, acara silaturrahmi ini berlangsung di Kantor Desa Kalempang. Ir. Suardi Rosi, dalam sambutannya, menyampaikan rasa syukur dan mengucapkan selamat atas kehadiran seluruh keluarga besar Wija Toalala Arung Enrekang dalam pertemuan ini. Ia juga dengan tulus memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelayanan selama berlangsungnya acara.

Sementara itu, Ir. Jufri Sulaeman, M.Si., dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, silaturrahmi ini menjadi momentum penting untuk saling mengenal keluarga satu sama lain, terutama bagi mereka yang belum pernah bertemu sebelumnya. Ia juga berharap ikatan kekeluargaan ini dapat terus terjalin dengan baik dan semakin erat di masa mendatang. Tak lupa, beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja dengan baik, sehingga acara ini dapat terlaksana dengan sukses dan lancar.

Sebagai bagian dari agenda pertemuan, Ketua Yayasan Toalala, Dr. Ir. H. Muhammad Rais Rahmat Razak, M.Si., yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua IKKT (Ikatan Kerukunan Keluarga Toalala), turut memberikan pemaparan mengenai sila-sila Toalala. Dalam paparannya, beliau menggarisbawahi pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan, kekerabatan, dan warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Kebanggaan atas Upaya Pelestarian Budaya

Andi Sofyan Hambali, yang akrab disapa Andi Kute, turut mengungkapkan rasa bangganya terhadap keluarga besar yang tetap peduli terhadap pelestarian adat dan budaya. Menurutnya, keberlanjutan adat istiadat dan budaya leluhur adalah tanggung jawab bersama yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Ia berharap kesadaran ini dapat terus berkembang agar warisan budaya Bugis tetap lestari di tengah arus modernisasi.

Mewarisi Nilai Luhur Leluhur

Sebagai bagian dari keturunan Andi Tenri Toalala, La Pawelloi Cella Mata, hingga La Tenri Peppang dan Latemmassonge, generasi penerus memiliki tanggung jawab besar. Mereka bukan hanya pewaris sejarah, tetapi juga pelanjut tradisi, adat, dan nilai-nilai kepemimpinan yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Silaturrahmi ini menjadi bukti bahwa meskipun zaman berubah, hubungan darah tetap menjadi perekat yang kuat. Dengan saling mengenal, memahami, dan menghormati sejarah keluarga, keturunan Bija Toalala akan terus menjaga warisan kebesaran leluhur, menjadikannya sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan modern tanpa melupakan akar budaya.

Melalui silaturrahmi ini, Kalempang bukan hanya

banner 970x200 Example 728x250
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *